Jumat, 09 Desember 2011

Nurul 'Ilmi

PERJUANGAN ITU

Ingin rasanya aku bercerita kawan,

Bercerita yang panjang , agar semua rasa rindu-ku akan Suasana dulu itu hilang dengan sendirinya dengan sedikit bumbu pemanis ataupun percikan asam yang sengaja ku adon hingga merata agar kau pun merasakan apa yang kurasakan sekarang kawan.
Dua jari ”fuck you” ku pun sengaja perlahan-lahan beradu dengan keyboard ini sesekali jempolku menjadi penengah diantara keduanya, HANYA UNTUK KALIAN SAHABATKU
Sebentar kawan sejenak aku boleh bernyani kan ?
Indonesia Tanah air beta…na..na..pusaka abadi nan jaya…na..na..
Teriakan kalian, tawa kalian, masih tersimpan rapi di memory ku sesekali akan kuputar lagi kawan,kala aku ingat kalian semua. Hanya untuk sekedar panghadir senyum yang sudah lama tidak terukir di pipi yang mulai tembam ini, kaku untuk tersenyum digulung angkuhnya kehidupan,bahkan terbuai hingga senyum yang yang ada tidak setulus senyumku yang dulu.TABU dan kaku tidak seperti dulu LEPASSS tidak ada yang bisa mencegahnya kawan, bahkan seorang pak Roni pun tidak akan bisa menghalanginya, masih ingatkah kalian kawan BOCAH-BOCAH PEMALAS yang dikejar-kejar Pak Roni dkk. Karena tidak ikut upacara? Hahaha
sudah lah kawan,
Kemari, akan ku coba ukir senyuman dulu yang kau miliki itu!”
Berawal dari sini kawan..,, bangun-bangun-bangun-bangun teriakan yang sangat mengganggu lelapnya tidur, sebagian merasa persetan dengan teriakan itu , ia kembali menarik selimut tebalnya sambil mewanti-wanti hitungan sampai ke angka 7 ataupun 8 bahkan 9 mungkin ,”ma moint” kadang teriakan itu sudah sampai sepuluh pun masih banyak yang masih ngantri untuk sekedar buang air kecil di sbuah WC yang baunya sudah tidak karuan lagi. Satu persatu dengan air segayung akan mengeksekusi keinginannya sambil sabar menunggu antriannya..hahahha di samping kiri kananya pun terlihat beberapa orang yang sedang khusuknya mengadu otot bisep dan trisepnya mengayun perlahan dengan sebuah brush kayu yang sudah turun temurun , dengan asyiknya tampa peduli dengan hitungan itu terus melanjutkan cucian pakaiannya.
Dengan wajah yang semberawutan ku coba melangkahkan kakiku menuju lapangan setapak yang telah disulap menjadi taman itu, abu bakar 3 ..abu bakar tiga teriakku mencari barisan ruanganku. Tidak jarang terlihat jua beberapa muka-muka berlinang itu keluar dari dalam mesjid , bangkit dari persujudannya mendengar sudah saatnya melakukan SENAM PAGI.
Baikkah ikuti gerakan saya…satu, dua , …delapan..
Kepalanya di putar…telinga di putar…
Samapai disni, semuanya masih prima dan tidak ada hambatan, tapi jangan sesekali kau sebutkan kata-kata seperti ini……
“AMBIL POSISI PUSH-UP”
Hahahhahahha…semuanya pasti berceloteh dengan versinya masing-masing.
Hingga akhirnya..
Tarik nafas yang dalam….tahan….keluarkan …
ALLOHU AKBAR….
Pekikan takbir pun pagi itu memecah keheningan malam mengganggu nyenyak tidur itik pak pulungan. Ah, tolong jangan bercerita tentang telur ayam nya pak pulungan..hehe

terbayang suasana dingin pagi itu membuatku menguap..huahhchh...
begitulah,kawan walau senam pagi rutin dilalakukan sudah menjadi tradisi ambal tebal yang kadang berlapis tiga itu menjadi teman yang paling akrab dan paling setia menemani,ya tidur lagi........

tapi, bukan menjadi gurauan bagi segelintir orang untuk menempuh perjalanan bermil-mil hanya untuk mengambil air wudlu' , kalain tahu kawan
" disana di kaki gunung !! disanalah tiap pagi kami meringankan kaki ini untuk melangkah hanya untuk mengambil sedikit bagian dalam shaf-shaf jama'ah sholat subuh di masjid siti maryam lubis.
itu hanya perjuangan secuil coba kuceritakan , bahkan masih ngatkah kalian kawan,"bidadari-bidadari bening yang rela mengangkat berliter-liter air segar dimalam hari bak seorang babu yang sangat thoo'at kepada majikannya,hahahha mungkin otot mereka sekarang jauh lebih kuat dari pada kau kawan!! terlatih bertahun-tahun untuk mengangkat bening air itu hanya untuk memantapkan posisi mereka dalam barisan jamaah shubuh di esok harinya.
"PENUH PENGORBANAN MEMANG"
tapi sahabatku, inginku bertanya APAKAH HARI INI LANGKAH-langkah kaki yang sudah kau injakkan selama ini!!
sebelah tangan yang kelihatan lebih panjang sebelah telihat karena sering memikul beban berat itu!!
langkah kaki yang bermil-mil itu, inci demi inci tangan yang kelihatan lebih panjang sebelah itu?
MASIHKAH IA ISTIQOMAH UNTUK MELANGKAH?
MASIHKAH IA ISTOQ0MAH UNTUK LEBIH PANJANG LAGI?
menuju shaf-shaf kecil di setiap Jamaah di surau-surau KOTAMU SEKARANG....
...
AKU RINDU DENGAN JEJAK LANGKAH ITU!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar